Setiap orang tua tentu menginginkan hasil belajar
putra-putrinya di sekolah memperoleh nilai yang baik. Banyak cara yang
dilakukan, dari mulai mendisiplinkan waktu belajar hingga ikut
mendampingi anak-anak belajar. Beratnya materi dan banyaknya jumlah mata
pelajaran yang harus dihadapi anak pada masa sekarang ini sedikit
memaksa para orang tua untuk memberikan perhatian ekstra.
Namun bagaimana dengan orang tua yang tidak
mempunyai waktu yang cukup untuk mendampingi anak belajar? Termasuk para
orang tua yang kedua-duanya harus bekerja. Sebagian ada yang baru malam
hari bisa sampai di rumah. Sehingga kadang untuk memeriksa PR anak pun
terlupakan.
Selain karena keterbatasan waktu dalam mendampingi
anak belajar. Alasan lain adalah kadang kala anak tidak suka jika ayah
atau ibunya yang mengajari mereka. Bisa jadi orang tua tidak cukup sabar
dalam menjawab pertanyaaan-pertanyaan. Ketidaksabaran berujung pada
marah-marah jika anak tidak mampu menjawab dengan betul. Semakin anak
dimarahi, semakin lemah pula daya tangkapnya. Akibatnya bisa cukup fatal
yaitu anak akhirnya merasa trauma ketika harus belajar di rumah.
Disamping itu, materi pelajaran anak sekolah
sekarang ini begitu kompleks. Silakan saja cek buku cetak anak atau adik
anda. Berbeda dengan apa yang dulu pernah orang tua pelajari di
sekolah. Belum lagi jika ada mata pelajaran muatan lokal seperti bahasa
Mandarin atau Sempoa yang belum tentu semua orang tua kuasai.
Jalan yang ditempuh oleh orang tua saat ini adalah
menyerahkan pendampingan belajar anak pada orang lain yang lebih mampu.
Mampu disini dapat diartikan menguasai materi pelajaran dan mampu
bertindak layaknya seorang guru. Walaupun berarti ‘uang sekolah’ anak
menjadi dobel tetapi ini dapat menjadi solusi agar anak bisa belajar
dengan terarah.
Berangkat dari persoalan diatas terciptalah sebuah
peluang usaha yang dapat dilakukan di rumah yaitu les bimbingan belajar
(bimbel). Pekerjaan sebagai guru les dapat dilakukan sebagai usaha pokok
dalam artian full time atau sampingan.
Adalah Jenny yang membuka les bimbingan belajar di
rumah. Wanita yang biasa dipanggil Miss Jenny ini lebih memilih keluar
sebagai guru TK (taman kanak-kanak) dan berkonstrasi mengelola usaha les
bimbingan belajar untuk pra TK, TK dan SD. Dari senin sampai jumat ada
sekitar tiga puluh anak yang belajar di rumahnya. Jika masa anak sekolah
maka ditambah dengan hari sabtu. Sehari dibagi tiga sesi dengan durasi 2
jam. Saat ini Miss Jenny dibantu suami dan seorang asisten. Untuk uang
les miss Jenny mematok harga 190 ribu rupiah per bulan untuk TK dan 250
ribu bagi yang duduk di SD.
Ruang tamu dan ruang keluarga bersih dari perabot
lain, yang ada hanya meja besar dan kursi untuk anak-anak belajar.
Bentuk promosi yang mereka gunakan adalah dengan memasang banner di
dekat sekolah-sekolah pada awal tahun ajaran.
Kisah yang tidak kalah menarik adalah Widya yang
tinggal di pinggiran Bekasi. Ia sudah membuka les bimbingan belajar
selama hampir 4 tahun. Awalnya ia hanya dimintai tolong untuk mengajari
anak tetangganya membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sebagai
persiapan masuk TK B. Kebetulan sebelum menikah dan harus pindah ikut
suami ia pernah menjadi seorang guru taman kanak-kanak. Ternyata hanya
dalam waktu satu bulan si anak sudah menguasai calistung dengan baik.
Ingat promosi yang terbaik adalah dari mulut ke
mulut. Sejak itu beberapa tetangga meminta Widya mengajari anak mereka.
Agus sang suami yang bekerja di sebuah perusahaan ekspor-impor, melihat
bahwa ini adalah peluang yang cukup menjanjikan sekaligus mengisi waktu
istrinya yang kosong. Akhirnya mereka berinisiatif untuk sedikit
berpromosi dengan cara membuat semacam leaflet yang dititipkan di
toko-toko dan tukang air isi ulang sekitar kompleks perumahan. Bahkan
mereka tidak malu membagikan selebaran kepada orang-orang yang mereka
temui saat lari pagi di hari minggu.
Saat ini
ada 25 orang anak TK dan SD yang belajar di rumah mereka. Waktu belajar
hanya 1,5 jam saja. Widya beralasan anak akan jenuh jika terlalu lama
belajar. Sebuah ruangan disulap khusus menjadi ruang belajar lengkap
dengan meja, kursi serta papan tulis. Dibagian lain mereka menyediakan
rak yang berisi buku-buku bacaan yang bisa dimanfaatkan oleh anak ketika
mereka menunggu jemputan.
Kepada penulis suami istri bercerita bahwa usaha
yang awalnya iseng ini ternyata berkembang dengan baik. Ketika ditanya
berapa pendapatan mereka sebulan, Widya enggan menyebut angka pasti.
“ ya…bersih bisa
diatas lima jutaan per bulan.” Katanya sedikit tertawa. Ia juga
menambahkan bagi anak yang berasal dari keluarga tidak mampu tapi punya
hasrat untuk belajar maka uang les tidak sebesar anak-anak yang lain.
Baik Miss Jenny maupun Widya sama-sama berusaha
menjaga mutu usahanya. Miss Jenny misalnya, ia menambah durasi yang
biasanya 2 jam menjadi 2,5 jam saat masa ujian. Ia membuat dan mencetak
soal-soal latihan, jadi tidak hanya sekedar membantu anak mengerjakan PR
saja. Kadang jika dirasa perlu, ia akan berkomunikasi dengan orang tua
via telpon meminta si anak untuk diantar les pada hari sabtu.
Usaha les bimbingan belajar sama seperti usaha jasa
lainnya dimana kualitas harus tetap terus dijaga agar bisa terus eksis.
Widya sendiri terus mengupdate kemampuannya dengan materi yang sama
dengan kurikulum sekolah. Ketika ia ditanya apakah semua anak yang les
di tempatnya mendapatkan rangking di sekolah?
“
Ada yang rangking ada yang tidak. Tidak semua anak akan menjadi juara
kelas. Tetapi minimal target kami tercapai. Anak punya kebiasaan belajar
yang baik. Punya attitude yang baik juga. Di sini kami tidak hanya
mengajar, tetapi juga mendidik. Dan itu yang menjadi prinsip utama kami
selama ini.”
Widya sendiri merasa bangga dengan usahanya karena
secara tidak langsung ikut memberdayakan orang lain yaitu guru pembantu
(asisten) dan juga tukang ojeg. Widya dan Agus ikut membantu para orang
tua mencarikan tukang ojeg antar jemput yang baik dan sudah mereka kenal
demi keamanan anak. Jadi menurutnya usaha ini memberikan manfaat secara
ekonomi tidak hanya kepada mereka saja.
Jika melihat hasil yang mereka peroleh dari membuka
usaha les bimbingan belajar bisa dikatakan lebih dari lumayan. Bagi
miss Jenny sendiri pendapatan yang ia peroleh dari les miliknya itu jauh
lebih besar dari yang ia dapat saat menjadi guru. Sedangkan bagi Widya
dan Agus, saat ini mereka bisa merenovasi rumah dan mencicil sebuah
kendaraan roda empat. Sungguh menarik bukan?
Salam, semoga bermanfaat.